Proses Terjadinya Kebakaran – Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki kawasan hutan yang sangat amat besar, terdapat banyak aneka flora dan fauna didalamnya. Berhektar-hektar hutan di Indonesia merupakan jenis hutan hujan tropis yang terpusat di wilayah Kalimantan, Sumatera, dan juga Papua.
Selain itu hampir semua pulau daeri sabang sampai merauke juga memiliki hutan, seperti Pulau Jawa yang memiliki jumlah penduduk terpadat di Indonesia juga memiliki banyak hutan, meski bukan jenis hutan hujan tropis.
Hal ini berarti bahwa peranan hutan sangat penting untuk memberikan manfaaat luar biasa sebagai penyeimbang lingkungan dan kelangsungan hidup manusia.
Namun keberadaan hutan pun tidak luput dari yang namanya bencana alam. Hutan yang seharusnya menjadi sumber kehidupan makhluk hidup, namun bisa juga menjadi tempat yang menjadikan ancaman dan membahayakan, bahkan menjadi sumber bencana alam.
Seperti yang pernah terjadi, peristiwa ini akan menimbulkan proses terjadinya kabut asap dan pencemaran udara sekaligus penyebab pemanasan global.
Pada artikel ini kita akan membahas seperti apa proses terjadinya kebakaran.
Berikut adalah penjelasannya:
Penyebab Kebakaran Hutan
Terlebih dahulu, sebelum membahas mengenai proses terjadinya kebakaran hutan, kita perlu mengetahui apa saja hal- hal atau faktor yang menjadi penyebab kebakaran hutan, supaya kita tahu akan proses terjadinya kebakaran.
Hutan atau tempat benda lain tidak akan terbakar tanpa adanya faktor penyebab yang menjadikan hal tersebut terbakar. Adapun beberapa elemen dan unsur yang menjadi penyebab kebakaran hutan atau temapat lainnya.
Sumber api tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pemanasan global.
2. Sengaja dibakar manusia.
3. Radiasi panas matahari.
4. Kemarau panjang.
5. Membuang putung rokok sembarangan.
6. Aktivitas lahar vulkanis gunung berapi.
7. Energi panas timbul akibat reaksi kimia.
8. Sambaran petir pada hutan kering.
9. Kebakaran hutan di permukaan tanah.
10. Tindakan vandalisme yang ceroboh.
11. Energi panas tegangan listrik.
12. Energi panas mesin mekanik.
13. Energi Nuklir.
Nah, itulah beberapa faktor yang dapat menyebabkan kebakaran hutan. Beberapa hal di atas tidak akan bisa untuk di prediksi kapan waktunya akan terjadi.
namun dari beberapa peyebab di atas, musim kemaraulah yang paling banyak menyumbang terjadinya kebakaran hutan.
Maka dari itu, tidak jarang kita mendapati berita terjadinya kebakaran hutan saat tiba musim kemarau panjng.
Baca Juga, Penyebab Terjadinya Kekeringan, beserta Penejelasan Lengkap |
Proses Terjadinya Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan berawal dari tersulutnya api dari intensitas kecil berubah menjadi besar dan dapat disebut sebagai kebakaran.
Tentu saja hal ini melalui beberapa proses atau durasi waktu. Namun selain faktor waktu, ada pula beberapa faktor pendukung yang dapat mendukung proses terjadinya kebakaran.
Adapun beberapa faktor proses terjadinya kebakaran diantaranya adalah:
– Sumber Api atau Panas
Faktor pertama yang menjadi pemicu kebakaran karena adanya sumber api. Seperti yang sudah disebutkan di atas sumber api ini berperan sebagai penyebab terjadinya kebakaran.
Proses ini berasal dari bahan bakar minyak dan korek api, cuaca panas atau radiasi sinar matahari yang begitu terik, percikan material-material vulkanik yang dilontarkan oleh gunung api, kebakaran yang terjadi di permukaan bawah tanah, atau aktivitas yang tidak disengaja seperti pembuangan puntung rokok.
– Bahan Bakar
Berikutnya adalah bahan bakar. Tanpa bahan bakar proses kebakaran sendiri tidak akan terjadi. bahan bakar merupakan benda- benda yang dibakar setelah adanya sumber api.
Bahan bakar pembentuk api ini berasal dari benda padat, cair, atau gas. Contoh bahan bakar tersebut adalah:
• Bahan bakar padat: Kayu, kertas, daun kering, dan lain-lain
• Bahan bakar cair: Minyak tanah, bensin, pertamax, dan lain-lain
• Bahan bakar gas: Karbit, LPG, LNG, dan lain-lain
Bahan-bahan tersebut tergolong bahan yang bersiafat mudah terbakar dan mudah bereaksi untuk menimbulkan api.
– Oksigen atau Angin
Oksigen merupakan salah satu unsur partikel yang berada di dalam udara. Kadar oksigen dalam udara memiliki masa 16%, maka dengan jumlah tersebut dapat menimbulkan reaksi pembakaran.
Sedikit kandungan oksigen atau udara dapat mendorong terjadinya peristiwa kebakaran.
Hal ini karena tanpa adanya oksigen atau terjadi hampa udara, maka api sukar untuk hidup dalam waktu yang lama.
Sebaliknya apabila udara atau oksigen yang tersedia dalam jumlah banyak yang disertai energi angin, maka kebakaran hutan akan semakin meluas dan akan menyebar dari satu tempat ke tempat lainnya.
Baca Juga, Proses Terjadinya Banjir Lengkap beserta Penjelasan & Hubungannya |
Proses Terjadinya Kebakaran Teori Segitiga Api
Segitiga api adalah suatu teori tentang terbentuknya api dengan penggambaran melalui siklus skema berbentuk segitiga.
Api sendiri merupakan fenomena yang dapat kita rasakan dan amati karena adanya cahaya, panas, dan unsur lainnya yang timbul akibat reaksi kimia.
Api merupakan elemen penting sebagai kelangsungan hidupan manusia. Sejak zaman dahulu hingga sekarang api tidak pernah lepas dari aktifitas manusia.
Pada umumnya manusia menggunakan api sebagai sumber cahaya, perlindungan dari bahaya, serta memasak.
Api yang dapat dimanfaatkan dan dikendalikan penggunaannya disebut dengan api jinak, sedangkan api yang tidak dapat dikendalikan dan cepat merambat disebut dengan api liar.
Api liar atau api besar berpotensi menyebabkan terjadinya kebakaran pada objek-objek di sekitarnya.
Hal ini seperti peribahasa api bila kecil berguna bila besar bahaya.
Unsur Penyebab terjadinya kebakaran
Ada beberapa barang yang sifatnya mudah tersulut api dan terjadi pembakaran, barang tersebut diantaranya adalah:
1. Benda padat -(kayu, kertas, textil,), dan benda cair atau gas (bensin, minyak,acetelin dll).
2. Suhu Panas – ada lingkungannya tertentu memiliki suhu yang demikian tinggi dari sumber panas sinar matahari, listrik (kortsluiting), panas gesekan energi mekanik, kompresi udara, reaksi kimia.
3. Oksigen ( O2 ) – adanya kadar azat asam ( O2 ) yang cukup dari presentase terjadinya api. Kandungan kadar O2 ditentukan dengan persentasi (%), makin besar kadar oksigen maka api akan semakin membara hebat.
Sedangkan pada kadar oksigen dibawah 12 % maka tidak akan terjadi pembakaran api. Dalam keadaan normal kadar oksigen diudara bebas berkisar 21 %, maka udara memiliki sifat pembakaran yang cukup.
Dari ketiga faktor tersebut saling terkait dengan kondisi yang cukup tersedia. Ketiga faktor tersebut digambarkan dalam bentuk rantai segitiga kebakaran.
Perlu diketahui apabila salah satu unsur dari segita tersebut diatas tidak ada, maka tidak akan mungkin terjadi kebakaran.
Jadi, setiap terjadinya peristiwa kebakaran dapat dipadamkan dengan tiga cara berikut:
a. Menurunkan suhu dibawah suhu reaksi kebakaran,
b. Menghilangkan zat asam pada unsur kimia
c. Menjauhkan jenis barang yang mudah terbakar
Klasifikasi Terjadinya Api Kebakaran
Dari beberapa unsur segitiga api tersebut, sehingga tersususnlah klasifikasi kelas kebakaran yang digunakan sebagai pedoman dalam mengidentifikasi terjadinya api atau kebakaran berdasarkan bahan bakarnya.
Berdasarkan bahan yang bisa terbakar, api dapat dibedakan menjadi beberapa tipe antara lain :
1. Api kelas A, yang terbakar bahan padat
2. Api kelas B, yang terbakar bahan cair/gas
3. Api kelas C, yang terbakar melibatkan arus listrik
4. Api kelas D, bahan yang terbakar logam
Klasifikasi jenis kebakaran terbuit diatas terbentuk sesudah tahun 1970, sebelumnya hanya kelas A, B, C.
Pencegahan Api Menurut Segitiga Api
Menurut teori segitiga api ada 3 elemen penting pembentuk api, di mana jika bisa menghilangkan salah satu unsur pembentuknya maka api dapat dipadamkan.
Berikut beberapa upaya pemadaman yang dapat dilakukan:
1. Mengurangi temperatur: praktek yang dilakaukan dengan menyemprotkan air ke sumber api.
2. Isolasi: Menutup permukaan sumber api supaya tidak bereaksi dengan oksigen.
3. Dilusi: Menekan gas oksigen dengan bantuan gas CO2.
4. Memisahkan bahan bakar: Bisa dilakukan dengan memindahkan barang-barang yang dapat terbakar ke tempat lain yang jauh dari titik api.
5. Pemutusan rantai reaksi/perambatan api
Setelah kita faham tentang apa itu segitiga api beserta cara penanganannya, berikutnya yang perlu dilakukan adalah menyiapkan diri sendiri dan peralatan proteksi kebakaran.
Ada beberapa alat yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya api seperti alat pemadam kebakaran dan lain-lain.
Hal penting, jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran di sekitar kita, maka pilihlah media alat pemadam api yang tepat, agar api dapat segera dipadamkan.
Kesimpulan Teori Segitiga Api
Proses terjadinya api harus ada oksigen untuk mempertahankan pembakaran, sedangkan panas untuk menaikkan bahan bakar ke suhu pengapiannya,
Sedangkan bahan bakar untuk mendukung berlangsungnya pembakaran, dari reaksi kimia yang timbul oleh tiga elemen tersebut.
Apabila salah satu dari tiga elemen tersebut hilang, maka api akan padam.
Jadi kebakaran hutan ini dimulai dari api kecil yang kemudian bertemu dengan bahan bakar dan oksigen sehingga menyebabkannya segitiga api membesar dan api pun semakin membara.
Nah, itulah beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya kebakaran hutan semoga dapat bermanfaat bagi ita semua.