Bayangin, kita hidup di dunia yang kayak gini: Ada yang punya kaki, ada yang enggak, ada yang bisa denger, ada yang enggak, ada yang punya pikiran yang cepet, ada yang agak lambat. Tapi, yang sering terjadi adalah orang-orang yang “berbeda” dianggap “kurang”, “cacat”, bahkan “tidak normal”.
Nah, Ableisme itu kayak penyakit yang ngasih kita “kaca mata kuda”. Kita cuma ngeliat apa yang “normal” menurut kita sendiri, dan menganggap yang beda itu pasti “salah”. Itu sih intinya ableisme, temen-temen!
Misalnya, kamu lihat teman kamu lagi naik kursi roda, dan tiba-tiba kamu bilang, “Wah, kasian banget sih lo”. Kata-kata itu mungkin terasa biasa aja, tapi di baliknya, itu nunjukin bahwa kamu merasa dia “kurang” dan perlu dikasihani. Itu adalah contoh halus dari ableisme.
Ngobrolin Ableisme itu Kayak Gini
Ableisme adalah suatu ideologi atau cara pandang yang menempatkan orang-orang dengan disabilitas di posisi “dibawah”. Biasanya mereka dianggap enggak punya kemampuan dan enggak bisa beraktivitas layaknya orang “normal”. Padahal, setiap orang punya kemampuan dan potensi masing-masing, lho!
Kaca mata Ableisme tuh bisa berdampak:
- Diskriminasi: Wah, ini yang paling bahaya. Karena menganggap disabilitas “tidak mampu” bisa ngebuat kita bersikap discriminative. Contohnya, menolak melamar kerja karena orang tersebut menggunakan kursi roda, atau ngejek mereka karena gak bisa kayak yang lain.
- Stigma: Stigma itu kayak “cap buruk”. Mereka dilabel sebagai “cacat”, “tidak mampu”, dan sebagainya. Padahal mereka punya hak yang sama dengan yang lainnya, kok!
- Marjinalisasi: “Ditolak” dan dikucilkan itu rasanya gak enak banget kan? Nah, di situlah Ableisme juga “nyiksa” secara psikis. Disabilitas sering kali didorong ke pinggir dari komunitas, jadi gak bisa berkembang sesuai kemampuan mereka.
Gimana? Kok mulai paham, ya, apa itu Ableisme?
Sebagai teman, coba bayangin, kalau tiba-tiba kamu jadi difabel, dan semua orang ngejudge kamu sebagai “kurang” dan “gak berguna”. Pasti kamu sakit hati banget, kan? Nah, itulah yang dirasakan teman-teman disabilitas yang merasakan Ableisme setiap hari!
Baca juga: 5 Keberagaman Dalam Masyarakat Indonesia (Aspek Keberagaman)
Mengapa Kita Perlu Membahas Ableisme?
Banyak yang mikir, “Ah, urusan ableisme itu urusannya para akademisi aja.” Tapi sebenarnya, ableisme menyerang kita semua lho!
Contoh gampang:
- Kalian pasti pernah kan menyalahkan diri sendiri karena suatu kegagalan, dan berujung pada “Wah, aku pasti kurang pintar/jago/kuat” ?? Sadar nggak sih? Itu adalah bentuk halus dari ableisme terhadap kemampuan mental/fisik diri sendiri.
- Terus, gimana kalo misalnya kamu liat teman kamu ngejek temen yang pakai kursi roda? Nah, kalo kamu gak peduli, atau malah ikut ngejek, itu tandanya kaca mata ableisme sudah merasuk!
Kalo mau ngecek sendiri, kamu bisa browsing ke situsnya Sindunesia.com, isinya tentang gerakan sosial, dan bisa jadi bahan pertimbangan kamu untuk mempelajari Ableisme lebih dalam!
Nah, kenapa sih kita harus melawan ableisme?
✅ Karena ableisme itu nggak adil. Setiap orang berhak hidup dengan layak dan punya hak yang sama, kok, terlepas dari status disabilitas mereka.
✅ Karena ableisme itu menghambat kemajuan. Kalo kita masih “dikuasai” oleh ableisme, maka akan sulit untuk membangun masyarakat yang inklusif dan ramah bagi semua.
✅ Karena ableisme itu tidak manusiawi. Kita harus peduli dengan orang lain, terutama yang rentan terhadap diskriminasi.
Jadi, penting banget lho, untuk kita melawan Ableisme bersama.
Baca juga: Cara Mengatasi Globophobia: Tips dan Strategi Efektif
Menerobos Kaca Mata Ableisme : Ayo Berubah!
Sebenarnya kita semua punya kekuatan buat lawan ableisme lho!
Yuk, kita renungkan bersama cara ngelibatin diri kita untuk menepis Ableisme dan membangun lingkungan yang lebih ramah:
- Ngilangin Stereotype: Banyak orang menggeneralisir disabilitas dan ngira semua Difabel “sama aja”. Coba ubah cara pandangmu! Setiap Difabel adalah individu dengan kemampuan, hobi, dan minat yang berbeda. Kenalan dan dekati teman-teman Difabel dan kamu pasti bakal ngeliat sisi indah yang gak kelihatan sebelumnya.
- Berani Beda Pendapat: Kalo kamu nemuin temen kamu yang ngomong Ableisme, jangan diem! Jelaskan bahwa istilah “cacat” dan “tidak normal” itu kasar dan menyinggung. Ajak mereka untuk belajar lebih banyak tentang inklusi dan Disabilitas, ya.
- Melawan Stigma dengan Empati: Stigma terhadap disabilitas bisa dihilangkan dengan membangun hubungan saling pengertian dan empati. Coba bayangin gimana hidup mereka, dan kasih dukungan kepada mereka agar merasa terakomodir.
- Pilih Kata-Kata Yang Baik: “Orang dengan disabilitas” lebih tepat dibanding “penyandang cacat” atau “difabel.” Penting juga untuk menggunakan bahasa yang lebih manusiawi, menghindari kata-kata yang merendahkan.
- Berpihak dan Membela Disabilitas: Orang yang punya disabilitas sering kali butuh perjuangan ekstra untuk dapat akses dan kesempatan. Jadi, dukung usaha mereka untuk mendapatkan kesempatan yang sama.
Nah, ingat! Membangun rasa inklusif butuh proses, ya. Jangan gampang putus asa dan selalu usaha untuk belajar dari kesalahan. Ingat, kalau kamu ketemu orang yang ngejudge Disabilitas, jangan takut ngasih tahunya kalo hal itu gak betul!
Baca juga: 10 Aspek Hak Anak di Masyarakat
KITA Bisa Bangun Dunia Yang Lebih Adil dan Bahagia
Ini semua bisa dimulai dari kita sendiri, kok! Melawan Ableisme bukan sekedar trend belakangan, tapi kewajibaan moral yang harus kita perjuangkan bersama. Inget, orang dengan disabilitas juga punya mimpi, cita-cita, dan harapan yang sama.
Nah, temen-temen, sekarang giliran kamu. Coba jelaskan apa itu ableisme dengan kata-kata sendiri, dan berikan contoh situasi Ableisme yang kamu kenal.
Semoga penjelasan ini membantu kamu dalam mengenal ableisme dan mendorong kita semua untuk terus belajar dan bertindak untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi semua. Jangan lupa untuk terus belajar dan mengeksplorasi tema-tema seputar Disabilitas, yuk! Banyak sumber informasi dan komunitas keren di luar sana yang bisa kita akses. Semoga kita bisa bersama-sama melawan ableisme!