Transaksi keuangan adalah salah satu aktivitas dalam bisnis maupun kelembagaan yang sangat penting dan membutuhkan pencatatan yang teratur.
Transaksi sendiri dibagi menjadi dua macam yakni transaksi non keuangan dan transaksi keuangan. Lantas, apa perbedaan keduanya?
Pengertian Transaksi Keuangan Adalah
Transaksi adalah aktivitas yang melibatkan kepentingan antara satu pihak dengan pihak lainnya, yang kemudian diproses oleh sistem informasi.
Transaksi keuangan dikenal dengan istilah financial transaction yang merupakan kegiatan ekonomi yang berpengaruh terhadap ekuitas dan aktiva perusahaan.
Kegiatan dalam transaksi keuangan dicerminkan di berbagai akun dan diukur ke dalam berbagai ukuran keuangan.
Contoh dari transaksi keuangan adalah penjualan suatu produk dan jasa ke konsumen, pembelian bahan baku dari pemasok, serta penerimaan dana kas.
Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 terkait pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang, definisi transaksi keuangan adalah aktivitas untuk menerima atau melakukan penempatan, penyetoran, pemindahbukuan, transfer, penarikan, pembayaran yang terkait dengan uang.
Di dalam UU Nomor 8 Tahun 2010 juga dijelaskan bahwa yang termasuk ke dalam transaksi keuangan meliputi hibah, penitipan, sumbangan dana, dan atau penukaran sejumlah uang dari mata uang yang sama atau ke mata uang berbeda.
Perbedaan Transaksi Non Keuangan dan Transaksi Keuangan
Dalam kegiatan sehari-hari, transaksi dibedakan menjadi dua jenis yakni transaksi keuangan dan transaksi non keuangan. Ada beberapa perbedaan mendasar antara dua jenis transaksi ini.
Pada transaksi non keuangan, setiap aktivitas yang diproses oleh perusahaan juga akan menggunakan sistem informasi, namun kegiatan tersebut tidak memenuhi definisi khusus yang digunakan untuk menggambarkan transaksi keuangan.
Hal ini karena di dalam transaksi non keuangan, tidak melibatkan hal yang berkaitan dengan uang, dana atau aset melainkan di luar dari hal tersebut.
Contoh dari transaksi non keuangan yakni penambahan daftar distributor pemasok bahan baku baru ke daftar distributor pemasok sebelumnya yang valid.
Penambahan distributor ini dilakukan melalui sistem informasi perusahaan terpusat untuk kemudian diolah dan dijadikan dasar dalam penetapan pemasok baru perusahaan.
Perbedaan mendasar lainnya antara transaksi keuangan dan transaksi non keuangan adalah pada transaksi non keuangan, perusahaan tidak wajib secara hukum untuk memproses transaksi dengan benar atau bahkan tidak memprosesnya sama sekali.
Cara Rapi dalam Pencatatan Transaksi Keuangan
Pencatatan transaksi keuangan adalah salah satu aspek penting yang wajib dijalankan perusahaan, agar bisnis tetap berjalan dan minim kejadian penyelewengan maupun kekeliruan aktivitas bisnis.
Adapun laporan keuangan disusun berdasarkan pencatatan pada setiap transaksi keuangan.
Melihat pentingnya pencatatan transaksi keuangan akuntansi yang rapi dan detail, berikut adalah beberapa cara pencatatan transaksi yang harus dilakukan:
1. Mengumpulkan Setiap Bukti Transaksi Keuangan
Langkah pencatatan transaksi yang pertama-tama harus dilakukan adalah mengumpulkan setiap bukti transaksi keuangan.
Oleh karena itu, dalam setiap aktivitasnya, bukti yang terkait dengan transaksi keuangan harus disimpan rapi agar mudah saat dikumpulkan untuk pencatatan transaksi keuangan.
Beberapa bukti transaksi keuangan adalah nota, bukti pembayaran, invoice, kwitansi, surat perjanjian, akte, wesel, bukti penerimaan dan cek.
2. Mengecek Keaslian Bukti Transaksi
Setelah setiap bukti transaksi keuangan dikumpulkan, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengecek keaslian bukti transaksi. Perlu dicatat bahwa hanya bukti transaksi asli saja yang bisa digunakan dalam pencatatan transaksi.
Langkah pengecekan keaslian bukti transaksi tidak boleh dilewatkan karena terkait erat dengan proses audit selanjutnya.
Proses audit akan mengecek keaslian bukti transaksi. Risiko yang ditanggung akan sangat besar apabila tim keuangan menggunakan bukti transaksi palsu.
Untuk mengecek keaslian bukti transaksi dapat dilakukan dengan cara silang antar pihak. Anda harus konfirmasi baik ke pihak eksternal dan internal.
3. Jurnal Transaksi
Semua transaksi keuangan perusahaan yang telah selesai dilakukan wajib untuk dicatat di dalam jurnal khusus. Penjurnalan transaksi tersebut bertujuan agar tidak ada satu transaksi pun yang luput untuk dimasukkan ke dalam laporan keuangan.
Pencatatan yang dilakukan hanya di akhir masa periode berisiko menyebabkan bukti transaksi hilang atau rusak. Jurnal yang digunakan dirancang agar dapat menampung berbagai jenis transaksi beserta keterangan dan kondisi yang menyertai di dalamnya.
Jurnal sendiri dibagi menjadi dua jenis yakni jurnal khusus yang hanya didesain khusus untuk mencatat satu macam transaksi dan jurnal umum yang didesain untuk mencatat segala jenis transaksi.
4. Catatan Dipindahkan ke Buku Besar
Langkah berikutnya adalah memindahkan semua catatan transaksi ke sebuah buku besar. Pencatatan transaksi tersebut harus dikelompokkan sesuai akun agar lebih mudah.
Jurnal yang diposting dalam buku besar akan memudahkan tim keuangan membuat laporan keuangan.
5. Membuat Laporan Neraca
Pembuatan laporan neraca dilakukan setelah setiap transaksi keuangan dicatat dengan rapi. Tujuan dilakukannya pembuatan laporan neraca adalah untuk membandingkan jumlah saldo sisi pasiva (kredit) apakah sama dengan jumlah saldo sisi aktiva atau debit.
Laporan neraca disebut sudah benar apabila jumlah saldo sisi pasiva belum sama dengan saldo sisi aktiva. Apabila belum sama, maka bisa jadi ada transaksi yang luput dicatat atau kekeliruan dalam menghitung.
6. Membuat Laporan Transaksi Keuangan
Laporan transaksi keuangan adalah laporan yang berisi informasi mengenai setiap transaksi keuangan yang dilakukan perusahaan.
Di dalam laporan transaksi keuangan berisi informasi mengenai beban biaya, laporan perubahan modal, laba rugi, serta aliran kas.
Jenis-Jenis Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan
1. Laporan Laba Rugi
Salah satu jenis laporan keuangan adalah laporan laba rugi yang di dalamnya berisi detail informasi kondisi keuangan perusahaan pada rentang waktu tertentu.
Ada tiga jenis detail informasi yang dicantumkan di dalam laporan laba rugi, yakni:
- Transaksi pendapatan
- Transaksi pengeluaran
- Laporan laba dan rugi
Laporan laba rugi bertujuan sebagai laporan yang menunjukkan kinerja keuangan perusahaan.
2. Laporan Neraca
Laporan neraca merupakan laporan transaksi keuangan yang dibuat untuk melihat perbandingan antara saldo aset, kewajiban, dan ekuitas di akhir periode waktu tertentu.
Informasi nilai kekayaan bersih harus dicantumkan di dalam laporan neraca untuk menunjukkan posisi keuangan.
3. Laporan Perubahan Ekuitas atau Modal
Laporan perubahan ekuitas atau modal mencantumkan informasi mengenai saldo ekuitas di masa akhir setiap periode akuntansi serta pergerakan saham.
Di dalam laporan perubahan modal harus dicantumkan hasil perhitungan di dalam laporan laba rugi dan neraca.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan jenis laporan transaksi keuangan yang mencantumkan informasi terkait pergerakan kas perusahan di satu periode tertentu.
Ada tiga informasi utama yang harus dicantumkan di dalam laporan arus kas, yakni:
- Laporan terkait arus kas investasi
- Arus kas operasional
- Laporan arus kas aktivitas pendanaan
Kesimpulan Transaksi Keuangan Adalah
Pencatatan transaksi keuangan adalah salah satu tahapan sangat penting dalam pembuatan laporan keuangan. Laporan keuangan harus didasarkan kepada bukti-bukti valid yang dikumpulkan di tahapan pencatatan transaksi keuangan.